March 28, 2024

Dimulai dari angka 0 ya …

Kata-kata itu hampir selalu kudengar ketika mengisi bensin di SPBU. Kata-kata itu sekarang begitu bermakna. Ya, dimulai dari angka 0 .. itu pilihanku, mencoba membangun bisnis sendiri, sebagai pengusaha. Sebuah pilihan yang tidak mudah, butuh keberanian untuk meninggalkan segala ‘kenyamananku’, ‘kemanjaanku’, ‘kemalasanku’. Awalnya ketika mulai membuat rencana bisnis, yang ada adalah ketakutan … ketakutan akan ketidakmapanan, ketakutan akan kegagalan … Tapi justru karena itu, aku menjadi lebih dekat sama Allah, lebih sering menyebut nama-Nya, lebih sering mengingat-Nya dan lebih berpasrah kepada-Nya. Sampai kemudian aku yakin dan memantapkan niat bahwa apapun hasilnya, proses ini akan menjadikan aku menjadi manusia yang lebih baik, insya Allah. Sebuah proses pembelajaran yang tidak ternilai harganya.
Sikap mental sebagai pegawai dan sebagai pengusaha juga akan sangat berbeda. Kata salah seorang temen, kalau jadi pegawai bisanya hanya mengeluh, tapi sebagai pengusaha yang dipikirkan tidak hanya dirinya sendiri. Menjadi pengusaha juga harus tangguh, tidak mudah menyerah. Aku jadi ingat ketika pertama kali aku diperbolehkan bawa mobil sendiri dari Jakarta ke kampung halamanku di Kebumen. Ibuku sangat khawatir, dan jujur aku pun sedikit ciut nyalinya melihat medan yang panjang, kemungkinan kejadian tak terduga, dsb. Singkat cerita, di tengah perjalanan, rasa capek hampir tak tertahan … ingin menyerah dan ada perasaan sedikit menyesal. Tapi aku menyakinkan diri bahwa aku mampu dan sekali aku menyerah mungkin kesempatan untuk itu tidak ada lagi. Hanya dibutuhkan sedikit istirahat untuk mengumpulkan tenaga dan menenangkan diri :). Sampai kemudian aku berhasil sampai di rumah dan perjalanan pulang kampung berikut menjadi perjalanan-perjalanan yang penuh excitement. Demikian juga dengan memulai sebuah usaha, butuh nyali dan stamina. Nyali kalo menurut Mario Teguh adalah keberanian dengan perhitungan, berbeda dengan nekat. Kalo stamina, yang dalam bahasa inggris endurance yang artinya capability of sustaining prolonged stressful effort, adalah kemampuan untuk bisa melakukan usaha secara terus menerus (artinya nggak nyambung ya? .. gak papalah :D).
Menjadi pengusaha juga harus extra sabar. Sabar menghadapi ketidakpastian, sabar menjalani proses, sabar dengan kegagalan, sabar menghadapi berbagai karakter orang, sabar dengan penolakan … sabar … Menjadi sabar tidaklah mudah, apalagi bagi aku yang notabene-nya nggak sabaran .. too fast to jump into conclusion B-). Butuh latihan, membiasakan diri untuk tetap tenang, sabar dengan apapun yang terjadi dengan selalu berusaha berfikir positif, instrospeksi diri dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Sabar juga berarti menahan diri dari banyak keinginan, demi hal yang lebih utama. Untuk sementara, lupakan rencana jalan-jalan ke luar negeri, lupakan keinginan untuk membeli mobil baru, lupakan kesenangan belanja hal-hal yang kurang perlu .. sampai saatnya nanti 🙂 insya Allah.
Kalau ditanya apakah sudah siap? apakah persiapannya sudah selesai? jawabannya adalah belum. Kata Mario Teguh, kita tidak akan pernah merasa siap, kecuali kita memaksakan diri untuk menjadi siap. Okay deh, saatnya memulai perjalanan ini, Bismillahirahmanirrahim, dimulai dari 0 …

32 thoughts on “Dimulai dari angka 0 ya …

  1. Banyak ilmu, semangat, dan pembelajaran yang sifa dapatkan dari mbak Is. Terima kasih udah sabar menghadapi Sifa yg ‘bandel’ ini. Ehehehe. Smuga sukses mbak. Kita ketemuan lagi di Kebumen yah.. ^_^

  2. Kalau orang bilang pantang mundur.. justru saya bilang, “why not !”. Kadang 1-2 langkah mundur itu perlu untuk 1 lompatan kedepan.. Saya pernah mulai usaha sebelum 247 dan gagal trus kerja lagi, dan 247 sendiri juga nyaris bubar bar di awalnya.. tapi gak kapok, kita mulai dari awal lagi, itu saja..
    Selamat bekerja dan semoga sukses, kalau boleh saran : “Coba untuk get involved sebanyak mungkin tapi jangan berlebihan juga.. that will help a lot..”

  3. masih terngiang dibenakku… rasanya baru kemarin mbak membimbingku dengan sabar… begitu cepatnya waktu, jangan lupa datang ke resepsi nikahku dijogjakarta ya mbak… mbak baik deh…

  4. Maaf mbaee… atas kelanacanganku mengirimkan si bandi ke hadapan emba… pisss deh…sukses slalu…buat panjenengan.

    1. Saya juga pernah beberapa kali gagal jalanin usaha sendiri, memang dunia kejam.. mulai dari bisnis giok yang gak jelas, tertipu pula sama yang punya giok and buyer.. hahahaha.. bisnis software house.. gagal karna ndak ada marketing yang kuat… trus ke bisnis kuliner yang dikorupsi oleh karyawan…. sempet abis2an. tp ya.. semua pasti ada jalan.. hahahaha.. kasian bgt ya sy.. semua ada hikmah dan pengalaman yang gak bakal dapet…
      cha yoo… doa dan dukungan untuk mrs. Is

      1. hehehe jangan salahkan dunia dong Win … itu artinya masih perlu terus belajar dan mencoba .. **sokteuyee**
        Makasih doa dan dukungannya .. tp perasaan aku belum jadi mrs *hayoojangansukaboloslesinggrisyaB-)*

  5. Saya sering ngalamin kesulitan memilih baju. Soalnya antara lengan, dan pinggul tidak simetris, jadi tidak umum dan ditoko2 nyarinya susah. Gimana ya mbak

  6. Saya juga pernah beberapa kali gagal jalanin usaha sendiri, memang dunia kejam.. mulai dari bisnis giok yang gak jelas, tertipu pula sama yang punya giok and buyer.. hahahaha.. bisnis software house.. gagal karna ndak ada marketing yang kuat… trus ke bisnis kuliner yang dikorupsi oleh karyawan…. sempet abis2an. tp ya.. semua pasti ada jalan.. hahahaha.. kasian bgt ya sy.. semua ada hikmah dan pengalaman yang gak bakal dapet…
    cha yoo… doa dan dukungan untuk mrs. Is

  7. mantappp deh mbak..salut..cuma ketika aku baca mulai dari NOL…setuju juga sih..tp ada juga kisah sukses yang mengatakan bahwa mereka dimulai bukan dari angka NOL…tp dari MINUS…so..apapun..majuu teruss,,,,

  8. Assalamualaikum Mbak Is…..Baru tahu aku kalo Mbak Is pindah dan merintis bisnis di Jogja. Oh ya …alamat butiknya dimana Mbak? Barangkali sy nanti bisa bantu untuk mempromosikan produknya….hehehe. Semoga bisnisnya sukses dan lancar ya…….

      1. O gitu….kalo boleh sy mau ngasih saran, selain bikin rumah produksi dijogja kayaknya lebih bagus lagi membuat butik jg dijogja atau bikin cabang di kebumen atau jakarta, apalagi yg namanya produk batik biasanya konsumen sebelum membeli menginginkan melihat warna, corak dan model. Menurut sy konsumen akan lebih puas bila beli langsung yg mungkin sebelumnya udah liat di internet. Nyuwun sewu ini cuma saran……keep spirit ya

        1. maturnuwun sarane 🙂
          kita nggak buka butik, karena memang bikinnya berdasarkan order, jadi yang ada cuma sample model, nggak ada stock 🙂
          belinya juga harus pesan dulu, karena ukurannya bener2 disesuaikan dengan si pembeli (bukan ukuran standar) .. begitu mas, maklum bisnis versi irit hehehe

Leave a Reply to Lili Kalibagor Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *