December 5, 2024

Mengapa Fitinline?

Kok bisa sih kamu memilih jadi tukang jahit? begitu kata ibuku yang nggak habis pikir kenapa aku memilih untuk memulai bisnis ini. Aneh juga ya, sepertinya sekonyong-konyong saja ide itu terbersit dan dijalankan. Tetapi sebenarnya tidak juga, keinginan untuk berbisnis sudah ada sejak lama, namun selalu mentok pada tataran ide, paling jauh sudah mulai membentuk group dan membahas ide tersebut tetapi lagi-lagi karena kurangnya niat, fokus, don’t know how to start, don’t know how to do, maka ide bisnisnya menguap begitu saja. Untuk kali ini, beberapa
langkah lebih maju, insya Allah 🙂
Menamatkan kuliah di sebuah sekolah bisnis, itupun tidak serta merta menjadikan semangat untuk berbisnis muncul. Yang tersisa adalah setumpuk buku di lemari, kenangan bertemu dengan orang-orang cerdas dengan kepercayaan diri tinggi, mendengar cerita-cerita hebat dari bagaimana orang sukses berbisnis. Saat itu aku berkata, suatu hari nanti ini semua akan menjadi semacam library, dimana ketika aku memerlukannya, maka aku tinggal mencari dan menggalinya. Tidak ada yang tidak berguna dari sebuah kegiatan menuntut ilmu tentunya.
Untuk menemukan ide bisnis yang akan dijalankan juga bukan hal yang mudah, walaupun ide bisnis bisa diambil dan dicontoh dari mana saja. Tapi yang bener-bener aku banget dan mantep ya fitinline ini. Sekitar 2 tahun lalu, aku membaca artikel di sebuah majalah bisnis mengenai zazzle.com. Zazzle menjual product dengan cara yang unik, waktu itu sepertinya model bisnis seperti zazzle ini belum menjamur, saat ini copy cat-nya sudah banyak sekali. Mereka memproduksi product yang customized dan memproduksinya secara massal. Ya, ide dasar dari fitinline adalah seperti itu, tetapi lebih personal, jadi personalized product yang dapat diproduksi secara massal.
Fitinline productnya apa sih? apa yang membedakan fitinline dari online store lain yang jualan baju? Tentu saja beda. Fitinline tidak berjualan baju tetapi manawarkan jasa dan ide pada setiap orang untuk membuat baju sesuai dengan keinginan dan ukuran masing-masing. Bagaimana fitinline bisa compete dengan banyaknya product di pasaran yang bisa didapat dengan mudah dengan harga murah? Mungkin ini sama saja dengan bagaimana aqua bisa menjual air minum padahal di setiap rumah sudah tersedia air minum, bagaimana juga teh botoh bisa menjual minuman teh dalam botol padahal semua orang bisa dengan mudah membuat teh-nya sendiri di rumah. Jawabnya adalah uniqueness (keunikan). Aqua mempunyai keunikan dengan kandungan mineralnya, sedangkan teh botol menawarkan kepraktisan. Demikian juga dengan Fitinline, Fitinline dikonsep mempunyai product yang unik, mempunyai model bisnis yang unik, mempunyai cara melakukan marketing produk yang unik, dsb. Walaupun sebaik-baiknya sebuah bisnis dikonsep bukan sebuah jaminan bahwa bisnis tersebut akan sukses.
Banyak konsep yang ingin aku coba di Fitinline, konsep-konsep itu aku ramu dari berbagai referensi, walaupun menjalankan bisnis itu tidak akan sama dengan yang ada di referensi-referensi itu, tetapi aku yakin yang ada di dalam referensi itu adalah hikmah dari orang yang sudah sukses menjalankan sebelumnya yang bisa kita jadikan pelajaran dari bagaimana orang melakukan sesuatu. Walaupun demikian ada beberapa aturan-aturan umum yang harus dilanggar agar bisnis ini lebih ekspansif. Ketika aku mengambil tingkat dasar di sebuah fashion school, guruku berpesan bahwa ketika kita mengambil ukuran seseorang dengan meteran ini, maka ketika kita membuat pola juga harus menggunakan meteran ini. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada distorsi antara pengukuran dan implementasinya. Tetapi dengan fitinline hal itu tidak mungkin dilakukan, karena semua dilakukan secara remote, dilakukan oleh orang lain. Jadi tantangannya adalah bagaimana cara mengedukasi orang agar tahu bagaimana cara mengukur, membuat ukuran yang benar dan memvalidasi ukuran. Mo beli baju kok repot amat sih 🙂 Ya … ini adalah tantangan terbesarnya dari bisnis ini, bagaimana meng-encourage orang untuk mau repot tetapi nantinya akan mendapatkan reward yang sesuai (product yang pas). Mengubah perilaku dan membuat trend adalah pekerjaan besar. Can I do it? ya dicoba aja. Kalau kita tidak mencoba, kita tidak tau apakah kita bisa atau tidak, ya tho 🙂
Yang paling lucu mungkin pertanyaan kenapa dari IT tiba-tiba ke Fashion? Hehehe padahal aku sama sekali bukan orang yang fashionable. Fitinline memang product fashion, tetapi lebih dari itu, fitinline lebih mengedepankan ketepatan product. Product yang cocok untuk dipakai untuk setiap orang dengan segala macam ukuran. Ide ini sebenarnya berawal dari kesulitanku sendiri ketika akan membuat/mencari baju. Dan aku rasa banyak orang yang mengalami hal yang sama, karena setiap orang mempunyai ukuran yang unik, hanya sedikit orang yang benar-benar mempunyai ukuran yang standar. Untuk dapat menjalankan bisnis ini, dukungan IT sangat diperlukan, mulai dari untuk keperluan pemasaran sampai dengan pada proses produksi. Jadi IT tidak benar-benar kutinggalkan.
Kenapa harus di daerah, padahal kan Jakarta adalah sentra bisnis. Sebenarnya aku ingin sekali memilih Kebumen sebagai basis usahaku, tetapi dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku putuskan Yogyakarta. Ya, kembali ke daerah adalah cita-citaku. Kenapa harus di Jakarta? kenapa banyak orang berebut dan menggunakan segala cara untuk mencapai kemapanan di Jakarta, padahal bumi Indonesia ini masih terbentang luas dan insya Allah lapangan rizki dan beramal di luar sana masih terbuka lebar. Fitinline adalah sebuah konsep, bagaimana sebuah bisnis di daerah bisa tidak terbatasi oleh lokasi, fasilitas, sumber daya, dll. Tentu hal ini perlu dibuktikan terlebih dahulu 🙂
Sejak bertekad untuk memulai bisnis ini, banyak sekali ide yang melintas di kepalaku, tetapi ide tanpa implementasi adalah sesuatu yang tidak berguna. Konsep besar dari bisnis ini juga tidak akan bisa dijalankan jika tidak dimulai dari hal yang kecil (mendasar). Seperti yang saya sering bilang ke beberapa teman, bahwa ada beberapa fase dalam bisnis ini dan saat ini adalah fase POC (proof of concept) 😀 .. ya ampun berbisnis kok susah-susah amat sih, perasaan orang lain mulai berbisnis ya mulai aja .. hehehe ya begitulah berbisnis ala Istofani, tepatnya belajar berbinis 🙂

12 thoughts on “Mengapa Fitinline?

    1. makasih puri .. iya nih gara-gara sering liat puri mainan looklet hehehe .. tapi belum bisa secanggih looklet sih, insya Allah nanti kalo bisnis ini berkembang akan sampai disitu 🙂

  1. Barokallah ya Mba Is atas pilihannya.. 🙂
    Smg Allah mberi kemudahan sgl urusannya dan makin sukses terus bisnisnya.. 🙂

  2. Iis,
    Mudah-mudahan diberi kemudahan menjalani bisnisnya. Amin
    Jahit itu rumit awalnya, tapi pas dijalani jadi asik ya?
    Aku sempat ikutan asik-asikan dengan dunia itu waktu SMA. Dikampung gak bisa jauh-jauh dengan mesin ituuuu :p

  3. Fitinline..baru kali ini dengernya..haha..
    Slogannya mirip petugas POM bensin, Dimulai dari angka 0 ya….sambil bayangin mbak is,,,:-P

    1. mesti jadi member fitinline tuh za … hehehe
      iya, masih under construction, namanya juga dimulai dari 0 😀 .. insya Allah launching secepatnya 🙂
      jangan lupa daftarkan emailnya di http://www.fitinline.com supaya dapat notifikasi lebih awal .. halah promo mulu –> namanya juga usaha 🙂

  4. Asl.ww..
    *geleng-geleng kepala* saluuuutttt…
    kayaknya sih mmg buah jatoh gak jauh dari pohonnya. Bukannya ini bakat Ibu-mu, Dek? cuma dimodifikasi sesuai jaman 😀
    Slamat ya. Sukses selalu… (jd di jogja toh skrg??)

    1. Waalaikum salam Uni 🙂 iya Ni, dulu ibuku pernah jadi penjahit, hehehe aku pernah crita ya **pelupa**, uni memang perhatian, miss u!
      Aku sekarang di Yogya, insya Allah lebih tentram dan damai hehehe … paling enggak nggak kena macet Jakarta B-)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *