Setahun tanpa catatan .. bukan berarti bisnisnya vakum, tapi si penulisnya malas menulis *penyakit*.Β Jadilah tulisan ini adalah rangkuman apa yang terjadi pada Fitinline di tahun 2015 walaupun nggak semuanya tercatat. Sayang untuk dilewatkan begitu saja, bagaimanapun ini adalah sebuah lembar perjalanan yang membangunku baik secara pribadi maupun secara bisnis. Tahun 2016 harus lebih baik lagi, lebih banyak membaca dan menulis, belajar dan belajar terus .. sampai naik kelas!
Flashback ke tahun 2015 …
Traffic
Setelah babak belur dengan proses migrasi ke cloud server — dalam 3 bulan kami 2x pindah server — ternyata trafik Fitinline tidak kunjung membaik. Semua URL sudah di-redirect dan kesalahan terbodoh kami pun, dengan lalai pada pergantian domain sudah di-fix. Ternyata domain dengan atau tanpa www itu dianggap 2 hal yang beda. Dan website pun sudah mobile friendly. Secara teori trafiknya seharusnya meningkat, tapi kenyataannya sebaliknya .. argh! Apa yang salahnya??
Setelah membaca banyak referensi mengenai analisa penurunan trafik, ada satu alasan yang cukup make-sense mengenai apa yang mungkin terjadi. Pada Mei 2015 kami melakukan perombakan website besar-besaran, dibilang besar-besaran karena kami merombak dari core-engine-nya, artinya susunan code yang baru dan unfortunately Google menganggap itu adalah barang baru. That’s why setelah migrasi ke sistem baru, trafik malah turun. Hal ini diperparah dengan penggantian kata-kata kunci yang sebelumnya kami pakai.
Tapi aku masih percaya bahwa dengan sistem yang baru ke depannya akan lebih baik, walaupun dengan cost yang harus ditanggung di awal migrasi. Dan menurut beberapa referensi, proses recovery hanya masalah waktu saja, karena Google perlu waktu untu memahami isi dari “website baru ini” ..
Penurunan trafik juga diperparah dengan adanya libur panjang di pertengahan tahun. Kemungkinan sebagian besar visitor Fitinline adalah orang kantoran (bekerja pada hari kerja), itu kenapa hari libur menjadi sangat berpengaruh terhadap trafik.
Kami coba melakukan recovery trafik dengan cara meningkatkan jumlah artikel dari sebelumnya 1x terbit dalam sehari menjadi 2x sehari. Hasilnya luar biasa, trafik Fitinline naik 2x lipat. Jumlah artikel ini tentu masih sangat sedikit dibanding umumnya portal media yang menerbitkan puluhan bahkan ratusan artikel per hari #eh tapi fitinline kan nggak main ke media :). Artikel adalah salah satu cara untuk mendatangkan trafik. Aku bandingkan dengan sebuah portal media yang terbilang baru yang cukup hit yang menerbitkan artikel 10 – 15 artikel per hari, artinya 5 – 7 kali lebih banyak dari Fitinline dan benar adanya trafiknya 7x dari Fitinline. Tapi tentu saja trafik tidak hanya tergantung dari jumlah artikel karena ada banyak hal teknis lain yang sangat berpengaruh, seperti teknik SEO, viraliti konten, trafik berbayar dan masih banyak lagi. Tapi ini menunjukan bahwa jumlah konten cukup berpengaruh pada pencarian Google.
Trafik kembali menurun ketika libur panjang Desember lalu. Tapi Alhamdulillah, awal Januari menjadi awal yang bagus dengan peningkatan trafik yang cukup significant. Our traffic is back! π Bahkan menjelang dan pada saat weekend justru terjadi peningkatan trafik. Hmm apakah ada pergeseran segment visitor atau reaksi dari proses restorasi trafik setelah liburan.
Trafik menjadi sangat penting bagi kami, karena sales channel yang paling aktif adalah melalui website fitinline.com, walaupun closing nya bisa melalui BB, WA, Telpon, SMS, Email. Dan media artikel menjadi salah satu alatnya, Katanya.. masa depan ada di media commerce dan saat ini pelaku e-commerce *katanya* berlomba-lomba untuk membeli media, so sepertinya kami ada di arah yg benar.. punya commerce dan punya media π problemnya adalah 2-2 nya belum optimal B-).
Adsense
Fitinline memasang adsense untuk me-utilisasi trafik, dengan harapan muluk karena banyak cerita indah mengenai adsense. Saat ini pun sudah menghasilkan pasive income walaupun jumlahnya masih jauh dari harapan. Namun, jangan pernah bermimpi indah tentang adsense kalo sedari awal tidak diniatkan untuk itu. Revenue adsense sangat bergantung pada cost per click yang mana besarannya sangat tergantung salah satunya pada segmen produk/layanan. Kompetisi untuk mendapatkan ads yang berbayar tinggi tegantung dari kata kunci yang digunakan untuk “menembak” ads tersebut dan tentu saja ranking dari website kita di dalam kompetisi tersebut. Itu kenapa ada yangΒ namanya high paying keyword. Unfortunately, fitinline tidak berada di segment ads yang berbayar tinggi. Jadi satu-satunya cara untuk meningkatkan pendapatan adsense adalah dengan cara memperbesar trafik.
Portal
Awalnya menggunakan bahasa inggris di beberapa bagian website karena saran dari salah satu VC bahwa paling tidak website kami bisa dimengerti oleh orang asing, jaman globalisasi gini gitu loch. Tapi mungkin implementasinya jadi campur baur, yang mana malah bikin target utama kami, yaitu orang Indonesia, sering bingung dengan istilah-istilah yang campur baur tersebut. Apalagi target pasar kami bukan orang yang techie tapi user biasa. Aku juga melihat website-website besar yang masuk ke Indonesia sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia, walaupun ada versi multi-lingualnya. Jadi aku pikir jalan terbaik bagi kami karena target pasar kami adalah orang Indonesia ya menggunakan bahasa Indonesia. Pasar Indonesia adalah pasar yang luas, orang asing pun tergiur dengan besarnya pasar Indonesia. Dan aku pikir, sebelum berfikir untuk go global, kuasai pasar lokal terlebih dahulu.
Selain bahasa, user experience perlu banyak dibenahi. Tahun ini kami mesti me-review kembali dan fokus pada peningkatan user experience karena itu sangat penting untuk kesuksesan portal Fitinline.
Products
Fitinline itu sebenarnya jualan apa sih? any products and services related to clothing! Weh, palugada! nggak fokus! Lho kami fokus di clothing hehehhe … Kalau dijabarkan memang jadinya bisa A-to-Z. Nyatanya sekarang palugada malah jadi trend :D. Kami perlu me-redefinisi beberapa produk, mengkurasi lebih banyak produk, menyajikannya lebih menarik secara visual, menseleksi suplier, membenahi logistik, mengefisiensikan proses kerja dan masih banyak lagi .. mudah-mudahan kecepatan perbaikan lebih cepat daripada kecepatan masalah B-) Catatan: sebenernya yang dijual fitinline adalah network dan project management B-).
Funding
Jujur aku bukan tipe yang agresif untuk mencari funding: bertemu dengan investor, speed dating, pitching, kecuali jika itu satu paket dengan acara yang kebetulan aku ikuti. Walaupun terus terang kami membutuhkan funding jika ingin melaju lebih cepat. Dengan 100% bootstrapping rasanya memang sangat berat karena untuk menentukan strategi apa, aku harus selalu melihat apa yang bisa dikerjakan dengan apa yang ada. But, that’s the real entreprenuer menurutku. Aku dilatih bertanggungjawab terhadap setiap apa yang aku lakukan karena apapun hasilnya, baik atau buruk, selalu berbalik ke diri sendiri.
Hubunganku dengan Global Founder Capital (GFC) dimulai sekitar April 2015, waktu itu salah satu principal GFC menghubungi aku lewat email dan telepon dan menyatakan ketertarikannya dengan fitinline. Wow! what a bless! bisa ditemukan oleh orang-orang GFC. Seem too good to be true. Hubungan berlanjut dengan dilakukan interview melalui email, telpon dan skype. Dan kerasa banget kalo bahasa Inggris tu memang penting banget kalo mau main global. Gimana mau bicara dengan meyakinkan kalo bahasa Inggrisnya aja pas-pasan :(. Sayangnya pada saat itu tidak tercapai kesepakatan karena yang aku minta terlalu tinggi untuk kondisi fitinline pada saat itu. Yah … kadang founder tu silau dengan nilai yang besar dan kurang bercermin diri dengan kapasitas yang ada. Tapi agaknya ketertarikan mereka belum pudar, karena mereka menghubungku kembali untuk menanyakan progress fitinline di Nopember 2015. Dan sayangnya lagi, progress fitinline dinilai masih belum cukup sesuai harapan mereka. Sebenarnya yang aku bayangkan dengan memiliki investor adalah aku bisa membenahi internal (proses bisnis, logistik dll) tapi yang mereka inginkan, mereka hanya perlu memperbesar marketing effort saja dalam arti business process nya sudah settled.
“see you in the next round!” katanya …
well, see you soon! π
Mungkin ini bukan sebuah akhir.. dan beberapa hal yang aku dapat:
- Belajarlah mem-value diri sendiri (dalam hal ini context-nya perusahaan), jangan membabi buta ingin nilai tinggi padahal belum sesuai.
- benahi bisnis-nya! investor akan datang sendiri
- untuk pendanaan series A ke atas investor lebih melihat numbers, jadi financial figure-nya kudu bagus. Kalau mau main di seed, pastikan punya profil team yang kinclong B-) Karena VC biasanya membeli team bukan ide/bisnis, jadi siap-siap aja ide bisnis nya di wipe-out entirely π
- kalau serius nyari pendanaan, kerjakan secara serius (bukan untung-untungan), katanya memang dibutuhkan waktu dan effort khusus untuk itu dan untuk mendapatkan pendanaan besar biasanya mesti approach beberapa VC. Aku sempet ditanya oleh GFC (tentu dalam bahasa inggris) “emang kamu mo raise funding sebanyak itu, kamu sudah ajak siapa saja?” he? ternyata VC itu juga biasa patungan π
Awards
Di tahun 2015 sebenarnya aku nggak berniat ikut kompetisi apapun, tapi tetep saja nggak bisa menolak kalo namanya ditawarin ikut dan dijanjikan dibayarin semua akomodasinya, bahkan ada yang sudah sekalian didaftarin hehe, tinggal ikut azaa .. ya oklah. Jadi tercatatlah tahun 2015 Fitinline mengikuti Indigo Apprentice Award, Bubu Award (finalis) dan Rice Bowl Startup Award. Walaupun hasilnya tetep…Β nggak juara!Β B-)
Pe-er ku banyak sekali, rasanya semuanya masih jalan di tempat, nggak maju-maju. Katanya, seorang entrepreneur harus tahu kapan waktunya lanjut dan kapan waktunya berhenti. Tapi aku percaya bahwa seorang pemenang adalah orang yang bertahan ketika semua orang sudah menyerah. Tentu saja hal ini harus didasarkan pada fakta dan keyakinan. Ini memang ibarat sebuah ujian keyakinan .. dan keyakinanku masih cukup tinggi untuk itu dan aku cukupkan hanya Allah sebagai penolongku. Hopefully, that was my last yearΒ … dan tahun ini bisa naik kelas! AAMIIN …
*ada berjuta alasan untuk selalu bersyukur dan berbahagia*
Mbak Fani sharingnya membawa semangat buat yg baca *very like this*
Saran sedikit mbak, picture di halaman artikel fitinline kalau bisa diperbesar supaya lebih menguatkan artikel(yg sekarang terlalu kecil). Sama satu lg ttg Adsense, sy juga nyelipin di web sy buat sambilan memang hasilnya bikin meringis. Hehehe.
Kata temen yg ‘main’ adsense, memang pendapatan adsense belum ramah untuk web berbahasa(trafik dari)Indonesia. π
betul sekali, sebenernya ada segmen berbahasa indonesia yang cukup ramah terhadap adsense, misalnya yang membahas tentang web/gadget/teknologi, walaupun memang nggak bisa ngalahin beberapa segment yang berbahasa inggris, semacam insurance, dll. Tetap semangat!! π
Bahasanya…Iis bangeeeettt….hehehehe
bahasa berantakan ya hahaha
simplified but very inspiring!