Senin, 29 Desember 2015, hari terakhir tur kami! Waktu baru menunjukan pukul 05.30 tapi kami sudah siap untuk berangkat menuju Yogyakarta. Sebelum jam 12, kami sudah harus sampai di Bandara Adi Sucipto, karena Pesawat Farah dan Ai akan berangkat pukul 12.50 untuk membawa mereka kembali ke Jakarta. Kami memang tidak mau mengambil resiko jika di jalan ada masalah atau macet, jadi lebih baik kami berangkat sepagi mungkin. Pagi itu hujan turun mengguyur kota Pacitan, rencana kami untuk jalan-jalan pagi di pinggir pantai akhirnya tidak terlaksana 🙂 .. Dan ada banyak pantai indah yang belum bisa kami explore, ok lah see you next time Pacitan!
Mobil kami mulai bergerak menembus hujan, makin lama hujan semakin turun dengan derasnya. Pagi itu jalanan masih sangat sepi, apalagi ketika kami mulai keluar dari kota Pacitan. Belum ada warung makan yang buka, sementara kami belum sarapan. Jadilah kami mulai membuka oleh-oleh yang kami beli untuk sekedar mengisi perut. Target kami sarapan di Wonosari! Apalagi kalo bukan untuk mencicipi kuliner khas Wonosari, nasi merah! Kami terus melaju masuk ke daerah Wonogiri. Kabupaten wonogiri adalah kabupaten yang terletak di Jawa tengah yang berbatasan dengan kabupaten Pacitan di sebelah timur dan DI Yoyakarta di sebelah barat. Jadi perjalanan kami pagi itu melintas di 3 propinsi sekaligus!
Daerah Wonogiri sangat indah! letaknya yang di pegunungan kapur membuat daerah tersebut memiliki puluhan gua dan pemandangan alam yang eksotik. Kami melewati Museum Karst yang berada di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Museum ini menggambarkan khasanah karst dengan keunikan goa-goa di Pracimantoro. Kawasan karst di Pracimantoro dinilai terbaik oleh para ahli sejarah dan geologi karena telah memenuhi kriteria keberagaman gua-gua, struktur lapisan tanah, dan panorama alam yang khas. Kami sempat berhenti dan berniat untuk masuk tapi lokasinya sangat-sangat sepi. Tidak ada satupun manusia yang terlihat, mungkin karena masih terlalu pagi. Untuk masuk ke area museum sepertinya kami harus menyusuri jalan conblock yang lagi-lagi terlihat sangat sepi dan belum dibersihkan dari dedaunan yang berguguran akibat hujan. Okelah mungkin berkunjung lain waktu kalo pas sedang ramai. Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Sebelum memasuki wilayah Yogyakarta, ternyata akses jalan menuju Yogyakarta terputus, tepatnya di daerah Pucung. Anehnya jalanan tidak ditutup dan untung saja aku melihat tanda peringatan di tengah jalan yang intinya mengatakan arus lalu lintas ke arah Yogyakarta dialihkan menuju jalur yang ke arah solo. Karena tidak yakin kami bertanya ke penduduk sekitar dan benar saja jalan tersebut konon kabarnya sudah tidak bisa dilewati selama 6 bulan! heleh-heleh. Kemudian kami ditunjukan jalan alternatif ke Yogyakarta, sekitar 10 km dari situ ambil arah ke kiri! Okay, here we go! Untung kami berangkat pagi. Singkat cerita sampailah kami di daerah Wonosari dengan selamat! setelah melewati jalur alternatif menuju Wonosari yang cukup rusak. Tujuan pertama kita adalah mencari nasi merah untuk sarapan. Waktu menunjukan pukul 8 kurang dan masih banyak warung yang belum buka, akhirnya kami singgah ke warung nasi merah pertama yang buka. Mungkin karena baru buka, kondisi warung masih terlihat kotor 🙁 genangan air di atas meja malah mengundang lalat untuk hinggap. Padahal nasi merah yang disajikan beserta lauk pauk serta sayur dan sambal cukup enak menurutku, ditambah lagi murah! Tapi kondisi tempat membuatku jadi kurang berselera. Memang ya ada tempat ada harga hehehe ..
Kami melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, perjalanan cukup lancar, tidak ada kemacetan ke arah Jogja, malah sedikit tersendat ke arah sebaliknya. Padahal itu hari Senin, bisa jadi memang hampir semua orang memilih untuk menghabiskan akhir tahun untuk liburan. Yeayy sampai juga di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta! Hati-hati di udara Farah dan Ai! Sampai ketemu lagi di perjalanan berikutnya!!!