November 22, 2024
Monumen Kediri

Trip to The East: Day 2

Jam 7 pagi kami sudah bersiap untuk sarapan. Rute hari ini (26 Desember 2014) adalah dari Kediri ke Tosari melewati Batu – Lawang – Pasuruan. Tosari aku pilih karena dari hasil riset *caelah* jalur ini paling indah dan jalannya relatif mulus dibanding jalur dari Malang ke Bromo. Selain itu, jalur Tosari juga belum terlalu rame jika dibandingkan jalur ke Cemoro Lawang. Itu kenapa di Tosari, Hotel dan wisatanya kurang berkembang dibanding daerah Cemoro Lawang. Setahuku di Tosari hanya ada 1 hotel yang cukup besar, selebihnya guesthouse atau rumah-rumah penduduk. Untung saja, kami sudah melakukan booking jauh hari sebelumnya, karena ternyata tanggal 26 Desember semua mobil jeep fully booked,  mungkin demikian juga dengan penginapan.

Rute Hari Ke-2: Kediri - Tosari
Rute Hari Ke-2: Kediri – Tosari

Info: Ada 4 jalur untuk menuju Bromo:
1. Dari Malang – Tumpang – Gubugklakah – Ngadas – Jemplang
2. Dari Pasuruan – Warungdowo – Tosari – Wonokitri
3. Dari Probolinggo – Sukapura – Cemorolawang
4. Dari Lumajang – Ranupane

Setelah sarapan, kami langsung menuju pusat oleh-oleh kota Kediri yaitu di jalan Yos Sudarso, kebetulan penginapan kami tidak jauh dari situ dan meluncurlah kami ke TKP. Sudah terbayang lezatnya Tahu Takwa dan Tahu Poo. Berdasarkan informasi dari internet jam 7.30 seharusnya sudah banyak toko oleh-oleh yang buka. . Upss kok masih pada tutup, kami berhenti di toko pertama yang buka, karena takut nanti nggak ketemu lagi toko yang sudah buka sepagi itu. Hmm cuma ada tahu Takwa, tahu ini walaupun kelihatannya mentah tapi katanya langsung bisa dimakan (dan memang benar aku coba makan langsung dan ueenaakk). Rada kecewa juga karena mendapati toko-toko masih tutup, tapi ternyata eh ternyata jalan Yos Sudarso itu panjaaaangg, dan kemudian kami mendapati toko oleh-oleh yang lebih lengkap dan lebih ramai. Oke deh kami berhenti lagi, lengkap sudah jajanannya hehehe.

Oleh-oleh Khas Kediri
Oleh-oleh Khas Kediri

Cuaca pagi begitu cemerlang, udara sudah terasa sangat panas di waktu sepagi itu. Dari arah Kediri kami akan menuju Batu (Malang) melewati Simpang Lima Gumul yang di situ berdiri Landmark Kota Kediri. Secara sepintas bangunan ini mirip dengan L’Arch de Triomphe di Paris, Prancis. Dengan cuaca sepanas itu, sebenarnya aku cukup malas untuk berhenti tapi demi Farah dan Ai yang ingin berfoto-foto, okelah.  Eh ternyata ketika berada di monumen itu, udara terasa sangat sejuk, angin bertiup cukup kencang, entah dari mana, yang pasti tidak panas sama sekali, ajaib bukan? Dan aku sanggup berlama-lama di monumen itu, sambil menunggu Farah dan Ai yang sibuk berfoto 🙂
Monumen Kediri
Monumen Kediri

Perjalanan dari Kediri ke arah Batu relatif lancar. Memasuki wilayah Batu, sekali lagi kami disuguhi pemandangan pegunungan yang asri. Banyak pedagang buah durian dan petai di sepanjang jalan. Tergoda juga kami untuk singgah, tapi aku mesti hati-hati. Aku nggak akan sembarangan berhenti di tempat sepi. Aku pilih tempat yang cukup rame paling tidak ada beberapa warung dan beberapa kendaraan yang berhenti. Jadilah kami menyantap buah durian ditemani udara sejuk dan hujan yang turun rintik-rintik **refreshing!**.
Makan Durian di Batu, Malang
Makan Durian di Batu, Malang

Tips aman bepergian bagi perempuan:
– Jangan berhenti di sembarang tempat, apalagi di tempat sepi, pastikan berhenti di tempat yang cukup ramai.
– Selalu waspada, lihat sekeliling pastikan kondisi aman.
– Berpakaian dan bersikap sopan, dan jangan terlihat seperti orang bingung B-).
– Jika terjadi sesuatu, pastikan kamu tahu caranya keluar dari situasi itu atau kemana harus mencari pertolongan.

Puas menikmati durian, kami melanjutkan perjalananan. Kali ini kami akan singgah di salah satu tempat wisata di kota Batu yaitu Selecta. Selecta adalah taman rekreasi keluarga yang mempunyai panorama yang cukup indah, karena terdapat kebun bunga yang tertata apik dan wahana bermain anak-anak. Letaknya cukup tinggi – yakni 1150 m dari permukaan laut- dan mudah dijangkau. Berada di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Wisata Batu Jatim. Tepatnya, berjarak 6 km sebelah utara dari pusat Pemerintahan Kota Wisata Batu, atau sekitar setengah jam arah barat dari Kota Malang. Konon kabarnya luasnya sekitar 18 Ha, tapi bagi traveller pemalas seperti kami, dengan berfoto-foto di taman bunga sudah dirasa cukup B-). Tidak lupa kami mencicipi puding jagung dan singkong goreng keju, mengenyangkan! :D.

Selecta, Batu, Malang
Selecta, Batu, Malang

Lanjut lagi perjalanan kami menuju Tosari. Jalur yang kami pilih adalah melalui Lawang kemudian ke Purwosari (jalan Sambisirah) kemudian belok ke arah kanan. Ternyata jalur surabaya – Malang melalui Lawang sangat macet. Konon kabarnya jalur ini memang selalu macet, terutama pada saat liburan, tapi aku pikir macetnya tidak separah Jakarta. Okelah kami mesti bersabar sampai Purwosari (Pasuruan). Sebenarnya aku melihat ada papan petunjuk di jalan yang berbunyi “Menuju Bromo” di daerah Purwodadi (Pasuruan), tapi karena sedari awal patokan kami adalah Purwosari maka kami tetap menuju Purwosari (Padahal kalo dilihat di peta, dari Purwodadi ke Tosari lebih dekat, ditambah lagi tidak perlu berlama-lama melewati macetnya Lawang 🙁 — tapi kami baru tahu setelah lewat). Akhirnya lepas juga kami dari kemacetan Lawang dan sampailah kami di Purwosari. Yeayy! siap untuk menanjak ke Tosari. Kami memutuskan untuk makan terlebih dulu, takut di Tosari nggak ada warung makan hehehe.
Jalur dari Purwosari ke Nongkojajar relatif lancar, dan selepas pasar Nongkojajar kami mulai disuguhi kontur jalanan yang walaupun mulus tapi sangat challenging. Bagaimana tidak, dengan kondisi jalan yang sempit dan menanjak banyak tikungan 180 derajat! Ditambah lagi hujan turun yang menyebabkan banyak material longsoran di sepanjang jalan. Material longsoran yang berupa tanah liat tersebut menjadikan jalan sangat licin. Di tikungan pertama aku sempet ciut nyalinya, karena ragu mengambil ancang-ancang ban belakang mobil selip, akibatnya terdengar bunyi decitan yang cukup keras. Ugghh!! nggak boleh kalah sama Bromo! Di tikungan berikutnya aku lebih siap walaupun sebenernya ceper juga **apalagi penumpangnya hihihi**, tapi maju terus! Aku pikir jalur Tawangmangu lama sudah sadis, ternyata ini lebih sadis lagi! Belum lagi jalanan yang sangat menanjak dan terus menerus. Ayo-ayo GV-ku nggak boleh kalah sama Bromo!. Walaupun jalan sempit, banyak truk-truk berukuran sedang yang melewati daerah itu. Kesulitannya adalah ketika berpapasan, lebar jalan betul-betul pas, di sisi satunya tebing sisi satunya jurang. Hari mulai gelap dan kami terjebak dengan mobil di depan kami  yang jalannya sangat lambat. Karena sulit sekali untuk didahului, akhirnya pasrah aja deh.
Alhamdulillah, sampailah kami di Pasar Tosari, habis itu kemana? Walaupun sudah booking tempat, tapi jujur aku tidak tahu persisnya dimana. Waktu itu hanya dikasih foto guest-house dan lokasi yang diinfokan hanya desa Tosari. Di pasar Tosari, sudah banyak menunggu calo-calo wisata yang siap menawarkan jasanya. Dan karena kami terlihat bingung, mereka mulai mengerubungi kami. Aku telpon Koko sebagai kontak kami dan hanya diberikan petunjuk jalan, dari pasar lurus saja sampai ketemu Guesthouse Pak Yadi. Yayaya, oke lurus, kondisi malam yang gelap menyulitkan aku untuk melihat papan nama yang terpasang di pinggir-pinggir jalan, yang aku ingat hanya foto posisi guest-house. Setelah berjalan sekitar 1 km, aku melihat rumah dengan posisi sama seperti di foto, ini pasti guesthouse pak Yadi! ya benar! Lega rasanya, akhirnya sampai juga dan ternyata ada miskomunikasi karena kami disangka akan datang tanggal 27 bukan tanggal 26. Untung saja masih ada sisa 1 kamar dan sebagai ‘tim’ yang datang pertama kami diperbolehkan memilih kamar hehehe.
Guesthouse Pak Yadi, Tosari
Guesthouse Pak Yadi, Tosari, Bromo

Info: memilih tempat menginap dan jeep di Bromo gampang-gampang susah, karena banyak sekali calo yang menawarkan harga tinggi. Untungnya aku bertemu kontak yang tepat, pemilik langsung (bukan calo). Dan harga yang kami dapat juga jauh lebih murah. Tarif jeep: Rp 650.000,- (sementara yang lainnya menawarkan harga 800 – 900rb — tarif Desember 2014), tarif menginap Rp 250.000 (sekamar bertiga, sudah ada air panas). Untuk daerah Tosari, bisa hubungi Koko (082233520205). Untuk daerah Cemoro Lawang bisa hubungi Dedi (085258690445).

Kondisi guesthouse Pak Yadi walaupun sederhana tapi not bad, kami sekamar bertiga, ada 1 tempat tidur besar yang muat berdua dan 1 tempat tidur sedang. Kamar mandi sudah dilengkapi air hangat dan disediakan air minum. Jika mau kami juga bisa memesan makanan. Aha, kami minta tolong istri Pak Yadi untuk menggoreng tahu Takwa yang kami beli di Kediri. Jadilah makan malam kali ini dengan tahu takwa dan mangga Podang :). Tampaknya kami harus segera tidur, karena jam 02.30 rencananya kami akan berangkat menuju Bromo!
Bersambung ke … Trip to The East: Day 3 (Part 1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *