March 28, 2024

I Made A Big Mistake

Akhirnya tahun 2012 berakhir sudah, waktu terasa berjalan sangat cepat. Sudah 1 tahun sejak aku memutuskan untuk mencoba berbisnis, dan kuakui bahwa aku telah membuat kesalahan besar! Bukan karena aku memutuskan untuk berbisnis … tapi karena banyak hal yang aku melakukannya secara tidak benar, dari yang seharusnya bagaimana sebuah bisnis itu dibangun. Kadang-kadang aku memang terlalu percaya diri untuk melakukan sesuatu seperti yang aku pikirkan 🙂 Tapi oklah, semuanya memang butuh pembelajaran, pengalaman. Pengalaman adalah guru yang paling baik .. dan pengalaman itu mahal harganya !! 🙁
Aku tidak menulis catatan selama 2 bulan, karena aku merasa belum bisa menyelesaikan pe-er ku sebelumnya, sales marketing! Tapi hari ini aku ingin saja menulis sebagai refleksi dari apa yang sudah aku lakukan selama setahun ini.
Tahun 2011 .. adalah tahun yang penuh kegalauan buatku. Sekilas semuanya serba baik-baik saja, kerjaanku baik, apresiasi orang terhadapku juga baik, aku bisa melakukan banyak hal baik di pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Tapi jauh di lubuk hatiku aku merasa ada sesuatu yang salah. Aku merasa perilaku dan sifatku tidak menjadi lebih baik, makin lama makin buruk bahkan sesudah aku melalukan ibadah haji aku tidak menjadi lebih baik (tentu saja yang salah bukan ibadahnya, tapi aku sendiri). Sampai akhirnya aku berpikir bahwa ada sesuatu yang harus diubah dalam hidupku. Dan aku yakin bahwa dengan keluar dari zona nyamanku akan mengajariku banyak hal. Ya, seperti yang aku tulis dalam tag line website ini bahwa niatku adalah menjadi manusia yang lebih baik .. dan untuk masalah bisnis aku yakin Allah akan memberikan jalan yang paling baik.
Ide berbisnis memang sudah lama aku pikirkan, bukan karena waktu itu aku baru lulus dari sekolah bisnis, tapi aku merasa bahwa dengan berbisnis akan banyak manfaatnya baik buat diriku maupun buat orang lain nantinya. Salah satu doaku waktu berhaji adalah aku ingin memiliki bisnis sendiri, berwirausaha. Dan benar adanya, Allah memberiku kesempatan untuk melakukannya. Ide pulang kampung juga sudah lama aku pikirkan, jadilah .. pada suatu weekend aku memutuskan untuk pergi ke Yogyakarta, kota yang sebelumnya tidak ada hubungannya denganku… tidak ada saudara, tidak ada teman, tidak ada orang yang aku kenal! Pengetahuanku juga sangat minim soal kota itu, tapi aku putuskan dari situlah aku akan mulai. Aku menumpang pesawat yang paling pagi.. sembari sarapan aku membeli beberapa koran lokal, dan yang kucari adalah iklan rumah dijual/disewakan. Mulailah aku membuat itinerary perjalananku selama 2 hari, berdasarkan lokasi yang aku dapatkan di google map. Selama 2 hari aku menjelajah kota Yogyakarta dengan mobil yang aku sewa untuk mengantarku kemanapun aku pergi. Dan 2 minggu kemudian, aku memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta!
Aku mulai tinggal di Yogyakarta Februari 2012. Aku suka hal yang baru dan aku menikmatinya .. seperti sebuah honeymoon period, penuh excitement! Sampai akhirnya aku tersadar bahwa .. this is not game anymore .. this is life! Aku kembali fokus ke niat awalku. Aku benar-benar mulai dari 0! (Alhamdulillah aku nggak mulai dari minus 🙂 ). Sampai akhirnya 2 Mei 2012 aku launching Fitinline. Aku tidak akan mengulang apa yang sudah aku ceritakan sebelumnya, tapi apa yang terjadi tidak seperti apa yang aku bayangkan dan aku tuangkan dalam business plan. Memang ternyata sangat naif kalau dalam menjalankan business kita hanya berpegang pada rencana bisnis, karena rencana bisnis (terutama yang aku buat) adalah asumsi awal tentang bagimana bisnis kita akan berjalan sedangkan yang terjadi adalah banyak sekali faktor perubah yang sama sekali di luar kendali kita.
Bersamaan dengan itu, ada suatu keadaan yang mengusik hidupku. Perasaan marah, sedih, kecewa bercampur jadi satu, seakan mimpi buruk di masa lalu itu datang lagi … aku merasa tidak punya tempat untuk kembali. Tidak dapatkah aku merasakan kedamaianku lebih lama? … Kenapa harus di saat aku membutuhkan ketenanganku? Tapi aku banyak belajar dari temanku Iin bahwa segala sesuatu itu tergantung dari apa yang kita pikirkan, kadang apa yang terjadi sebenarnya tidak sesulit apa yang kita pikirkan. Dulu memang aku masih terlalu muda untuk bisa mencernanya dengan bijak … tapi aku yang sekarang adalah wanita dewasa yang tangguh, tentu tidak selayaknya jika memberikan respon yang sama akan keadaan itu. Aku mulai belajar untuk mengendalikan pikiranku, belajar mengganti pikiran buruk dengan pikiran baik. Dan ajaib memang, it works! Seakan apa yang ada di pikiran kita meresonansi apa yang ada di sekitar kita. Jika apa yang ada di pikiran kita itu buruk, maka yang akan kita temui adalah hal-hal yang buruk, sebaliknya jika yang ada di pikiran kita itu baik, maka kita akan menemui hal-hal baik, everything would be fine 🙂 Dan benar adanya .. semuanya baik-baik saja, walaupun sebenarnya masalahnya masih sama :(. Demikian juga apa yang aku rasakan dalam membangun usahaku … sangat penting untuk me-maintain pikiran-pikiran positif karena itu akan sangat berpengaruh pada kondisi dan orang-orang yang ada di sekitar kita, terutama anak buah kita. Sebuah organisasi adalah cerminan dari watak pemimpinnya. Hal ini juga sangat membantu kita ketika berhadapan dengan masalah, bagaimana memandang sebuah masalah dan menyelesaikannya dengan baik.
Kembali ke pe-er ku … inti dari sebuah bisnis adalah marketing and sales. Apapun produknya, yang penting bisa menjualnya. Kemampuanku di bidang sales memang belum pernah kuasah, dunia sales memang sangat jauh dari duniaku selama ini. Padahal kebanyakan orang yang sukses dalam membangun bisnisnya rata-rata adalah orang yang handal dalam menjual. Kemampuan menjual membutuhkan skill komunikasi yang bagus, mental baja, pribadi yang menyenangkan dan supel .. yang sepertinya jauh dari karakterku 🙁 Walaupun katanya kemampuan seperti itu bisa dilatih tapi membuatku keluar dari zona nyaman diriku sendiri sangatlah sulit. Walaupun ada yang bilang kalau kita tidak harus menguasai semua bidang, tapi buatku kemampuan menjual bagi orang yang berbisnis adalah sebuah keharusan. Ada teman yang menyarankan untuk mengikuti hypnotherapy, bukan karena aku sakit, tapi untuk membuka mental block, sesuatu kondisi mental yang menghalangi kita untuk melakukan sesuatu. Kupikir itu ide yang bagus, tapi untuk saat ini aku putuskan untuk meng-hire orang sales untuk membantuku. Dengan berjalannya waktu aku memang harus terus belajar.
Kesalahan terbesarku mungkin karena memilih bidang usaha yang bukan keahlianku, aku benar-benar baru di bidang itu, baru belajar, belum punya jaringan bisnis baik dari di hulu (supplier) maupun hilir (customer). Aku juga tidak punya rekam jejak di bidang itu, so, bagaimana orang mau percaya? Karena yang aku jual bukan hanya barang fisik tapi juga value, sangat penting untuk memiliki kredibilitas yang baik. Walaupun aku merasa memilih hal yang salah, tapi aku termasuk orang yang percaya bahwa semua kesalahan bisa diperbaiki … dan itu yang kulakukan sekarang, membangun kredibilitas. Walaupun tidak ada jaminan bahwa itu akan berhasil dalam waktu cepat .. tidak ada yang bisa mengalahkan pengalaman .. menurutku ini sesuatu yang pantas diusahakan. Selain memperbaiki mekanisme penjualan lewat media online, aku juga membuka beberapa channel (jalur distribusi) penjualan offline. Alhamdulillah aku bisa mendapatkannya dengan mudah baik di Yogyakarta maupun di Jakarta. Kebanyakan orang tertarik setelah melihat portfolio bisnisku (presentasi di website). Aku juga menjalin kerjasama dengan beberapa pengrajin so untuk pengadaan material aku bisa mendapatkannya dengan ‘gratis’ (aku tidak mesti beli lebih dulu, kecuali yang benar-benar aku pakai). Walaupun semua keran sudah terbuka, tapi itu tidak serta merta semuanya akan berjalan lancar, pe-er ku mesti segera aku selesaikan. Semoga hanya perlu 1 ronde lagi 🙂
Buatku kewirausahaan adalah sebuah proses pembentukan karakter. Dimana kita belajar menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah menyerah, membentuk sikap mental yang positif .. menjadi manusia yang lebih baik 🙂 Oya, banyak orang yang bertanya kenapa Jogja? aku sendiri waktu memutuskan juga tidak banyak berfikir sebenarnya. Tapi sepertinya aku memang sudah ditakdirkan berada di kota ini … Waktu aku melakukan ibadah haji tahun 2010, secara berturut-turut aku mendapatkan nomor kamar hotel yang sama, 274. Waktu itu aku berfikir itu sebuah pertanda .. tapi apa ya … 274? 247?? haruskah aku stay di tempat kerjaku? tapi kenapa urutan nomornya tertukar ya … Sampai kemudian aku ‘terdampar’ di sini, di kota Yogyakarta, kota dengan kode area 0274 🙂 Semoga tahun depan, Allah berkenan membukakan jalan terang untuk bisnisku.

15 thoughts on “I Made A Big Mistake

  1. Amin. Mudah-mudahan tahun depan lebih baik ya. Hati yang tenang, tidak galau, akan membuka pikiran kita terhadap masalah yang dihadapi. Terus berjuang Iis 🙂

  2. Congratzs ya..ahirnya bisa terbuka n menyadari..bahwa Produk tak berarti tanpa adanya kemampuan menjual yg kudu dilandasi kemampuan..’Kemampuan komunikasi, mental baja, supel dlsb..’. Namun..perlu Istofani ..tambahkan n pahami smua hal di atas..perlu didukung oleh Produk yg oke,,(ini yg Akan hancurkan repuatsi Kita, bila tdk ditunjang oleh Produk yg sdh Kita promo kan..!). Pencapaian ini..didukung oleh Sikap Mental Team Produksi, ketangguhan n komitmen..
    Saya..banyak m’hadapi hambatan, krn ucapan diujung yg dijanjikan oleh Team Teknis..minim dari realitanya alias perlu supervisi n waktu cukup panjang (tanpa cerminan rasa kuatir dari Team..???). Alhasiiiil..di lapangan..Marketing harus melakukan bbrp manuver, agar Kredibilitas tetap terjaga..
    Saya..sangat percaya A (Allah..) akan memberikan pertolongan..dan dengan hambatan n kekecewaan yang ada akan membuat Kita lbh Matang, belajar n smakin tampak alur yg membentang (review setiap kegagalan), lbh taktis n network terbangun…modal ybpg baik utk berkiprah..
    Ahir kata.. Kita wajib :
    1. Focus n coba tau atas Produk yg akan Kita usung
    Saya masuki dunia yg asing..
    2. Mau bersinergi n belajar, baik Produk, hal yang
    miliki keterkaitan dg Produk

    1. Mohon Maaf,
      Semuanya saling bersinergi, produk yg baik tnp marketing yg baik juga hanya menghasilkan kegagalan. Marketing adalah ujung tombak, cobalah saling bersinergi. Semangat n sukses

  3. Saya juga mba.. pengen bikin usaha yang “real” gitu.. gak abstrak kayak bikin sistem.. hihi..
    pengen bikin sesuatu yang manfaatnya langsung terasa dan dapat dirasakan orang lain.
    yang sekarang ada di pikiran sih pengen bertani.. toh kalo gak kejual bisa dimakan sendiri.. haha
    seneng denger mba Is ngerintis usaha yang benar2 bukan bidangnya.. jauuh banget.. hehe.. tapi masih ada hubungannya sih sistem poin dan website-nya dengan TI 😀
    anyway.. coba2 terus aja mba.. salah itu biasa.
    Dan benar.. pikiran positif itu penting.. karena di dalam pikiran manusia itu ada semacam concierge yang akan memberikan apa yang kita minta, kalo kita mikirin hal negatif.. si pelayan itu akan langsung merekomendasikan semua hal negatif yang pernah ada.. akhirnya satu hari kelam.. huehue..
    tapi.. sekalinya kita mikirin positif.. si pelayan akan membanjiri pikiran kita dengan semua yang positif.. jadi lebih bahagia hidup. hihi..
    ~DiambilDariTheMagicOfThinkingBig/BerpikirDanBerjiwaBesar

    1. Betul sekali Feb. Ayo Feb! aku dukung, Indonesia membutuhkanmu hehehehhe ..
      Butuh orang-orang yang bisa menghidupkan sektor real, turun ke daerah, turun ke masyarakat 🙂
      Bertani ide yang bagus, secara sektor pertanian di Indonesia sepertinya jauh dari kata ‘kemajuan’
      Cari partner yang tepat, yang benar-benar tahu ilmunya dan pasarnya 🙂 supaya nggak kebanyakan trial n error hehehhehe

  4. Dear Hj Iis,
    Sy senang membaca nya dan alhamdulillah sdh hajjah dan berwiraswasta, cerita diatas adalah yang pernah sy alami keluar dari comfort zona walaupun sy masih disekitaran IT dan Iis sudah tidak di jalur IT.
    No mistake has chossen must evaluate…… Insya Alloh tahun 2013 bisa lebih baik.
    Salam
    Js

  5. Is, semua dimulai dari diri sendiri dulu.. evaluasi diri dulu sebelum kita melihat keluar, jangan terlalu mengharapkan penghargaan orang terutama sebelum kita bisa menghargai orang dengan baik to whatever condition dan juga thd diri sendiri.. sabar & gak perlu risau dgn apa yg sudah terjadi (qadarullah) tapi worry lah thd apa yg belum.. saya pikir sudah banyak “sebab” yang iis kumpulkan untuk “berhasil”, sudah benar, insyaAllah akan ada jalan.. coba dibantu dgn menyantuni kaum dhuafa, dan banyak membaiki orang tua (ibu).. semoga lekas berhasil..

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *